APA KATA MEREKA TENTANG PERAYAAN HARI
VALENTINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM ???
JAWABAN
DARI :
Nama :
Sidik Saputra
Prodi :
AFI
Semester : 2
Asal :
Jakarta
Hari valentine
merupakan sebuah tradisi bangsa Barat dimana pada hari itu, merupakan simbol
hari kasih sayang dengan pertukaran hadiah,
umumnya yaitu coklat dan bunga. Di dalam Islam tentu tidak ada karena
Islam sudah mamiliki hari kasih sayang sendiri yaitu Idul Adha dan Idul Fitri
dimana kita sesama Muslim saling maaf memaafkan, kita sebagai umat Muslim tentu
tidak boleh mengikutinya karena apabila kita mengikutinya itu sama seperti
halnya perayaan Natal, yang merupakan hari spesial dalam agama Kristen. Apabila
kita mengikuti mereka, itu berarti kita
termasuk sebagian dari kelompok mereka, adapun mungkin mereka yang ikut-ikutan
itu karena kebanyakan belum tahu asal dan usulnya dan hubungannya dengan Islam
itu sendiri. Untuk itu kitalah yang harus mengayomi adik-adik kita agar tahu
dan tidak mengikuti mereka. Adapun cara untuk meminimalisir para remaja umumnya
yaitu melalui media cetak dengan artilkel pembahasan tentang hari valentine,
melalui percakapan keseharian kita pada adik-adik kita tentang hukum dan
asal-usul serta hubungannya dalam agama
Islam.
Nama :
Muhammad Fathi Rabbani
Prodi :
Ekonomi Syariah
Semester : 2
Asal : Jakarta
Hari valentine
merupakan hari dimana adanya sebuah
kisah percintaan raja Valentinus dengan seorang putri Romawi akan tetapi, cinta
keduanya tidak mendapatkan restu dari
itu, raja Valentinus menculik puteri dari kerajaan dari penculikan itu mereka
melakukan hubungan suami isteri, selang waktu ditemukanlah keduanya oleh
tentara kerajaan akibat dari perbuatan mereka raja Valentinus dihukum gantung,
Nah untuk memperingati matinya raja Valentinus itulah adanya hari Valentine,
adapun simbol pada umumnya yaitu dengan memberikan coklat pada lawan jenis,
menunjukkan rasa manisnya coklat dan daya tarik terhadap manusia padahal
sejatinya coklat itu rasanya pahit, tapi karena untuk menunjukkan rasa sayang
itulah simbol dari kasih sayang. Di dalam Islam itu sendiri tidak ada, karena
itu merupakan budaya Barat dan kita berbudaya Timur. Jadi untuk apa kita
ikut-ikutan budaya meraka, dan jelas pula di dalam hadits “Man Tasyabbaha
biqaumin fahuwa minhum”, barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia
termasuk bagian darinya. Cinta dan kasih sayang umat Islam itu tidak hanya satu
hari tapi setiap hari dan setiap waktu seperti halnya silaturahmi. Adapun untuk
maminimalisirnya yaitu harus adanya kesadaran dari diri sendiri dan mulai dari
sekarang, kita harus mengetahui dan mencari tahu asal-usul serta sejarahnya dan
apa hubungannya dalam agama Islam.
Nama :
Muhammad Mahpudin
Prodi :
PBA
Semester : 2
Asal :
Bogor
Menurut saya hari valentine merupakan
hari biasa saja seperti hari-hari yang lain, tak ada keistimewaan yang ada
didalamnya. Sekali lagi ini merupakan pandangan saya. Akan tetapi kebanyakan
warga Indonesia memang merayakan hari ini, entah dari mana mereka mengambil
tabiat ini, sedikit yang saya tahu tentang hari ini adalah cerita dimana
seorang semacam biarawan atau apalah sejenis itu yang meninggal pada tanggal 14
Februari, ini merupakan cerita pertama tentang hal ini, cerita kedua yang saya
ketahui tentang hari ini mungkin dimana pada abad terdahulu entah abad berapa
saya tidak mengetahuinya dengan jelas, dimana kebanyakan para pria
mengungkapkan isi hatinya kepada siapa yang memang menjadi pujaannya.
Itu sedikit yang saya tahu tentang hari
valentine, dan mungkin kaitannya dengan cokelat yang kebanyakan orang berikan
kepada kekasihnnya pada hari ni, saya menilai kalau cokelat adalah sesuatu yang
manis dan elegan maka cokelat lah yang dijadikan simbol untuk hari itu.
Sejauh saya mengetahui hari yang
disebut dengan valentine, tidak ada sama sekali kaitannya hari ini dengan agama
Islam. Karena tidak ada sejarah yang menyataan hari ini dengan kejadian yang
harus diperingati orang-orang Islam. Islam tidak mengenal istilah valentine,
bahkan “pacaran” pun Islam tidak mengenal istilah ini. Maka dari itu, menurut
saya valentine tidak ada sama sekali kaitannya dengan Islam.
Sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, Islam tidak
mengenal hari valentine ini, maka tentang hukum merayakannya menurut pandangan
saya itu tidak diperbolehkan untuk merayakannya, kata “tidak” saya kembalikan
kepada umat Islam khususnya yang memahami syariat. Cara meminalisir kebanyakan
orang yang merayakan hari ini memang
sedikit sulit, terlebih para remaja yang memang mereka sedang menikmati masa
hidup dengan pergaulan yang menurut mereka itu benar, padahal itu menyeleweng
dari kebanyakan norma-norma. Akan tetapi ada beberapa cara yang bisa juga dilakukan
untuk meminalisirnya, antara lain dengan memahamkan kepada mereka bahwa
valentine adalah acara bagi orang-orang luar negeri dan bukan Indonesia. Untuk
para muslim dan muslimah dengan memahamkan mereka bahwa Islam tidak mengenal
istilah valentine, dan kalau bisa diadakan banyak pengajian keislaman pada hari
tersebut, dengan maksud untuk meminimalisir bukan untuk ikut serta
merayakannya.
Nama :
Muhammad Taufiq
Prodi :
PBA
Semester : 4
Asal :
Bengkulu
Kisah hari
Valentine itu awalnya diadakan pada zaman dahulu dikisahkan dari seorang pendeta
yang mencintai perempuan akan tetapi hubungan keduanya dilarang. Akhirnya pendeta
itu pun bunuh diri, dari peristiwa itulah adanya hari Valentine karena untuk
mempersatukan cinta keduanya. Adanya peringatan tersebut sama halnya dengan apa
yang ada di daerah Bengkulu, tepatnya tanggal 10 Muharam diperingatinya
kematian dari cucu dari Rasul. Karena diingat itulah maka ada kesamaan seperti
halnya Valentine itu sendiri. Didalam Islam jelas tidak ada karena hari
Valentine asalnya dari bangsa Yahudi. Dalam Islam hari kasih sayang tidak ditunjukkan
pada satu hari saja akan tetapi setiap hari, untuk meminimalisir maraknya
remaja yang ikut meramaikan hari Valentine yaitu dengan lebih diperdalamkannya
pendidikan keagamaan karena agama merupakan pondasinya. Pengaruh dari luar dan
dalam pun perlu diperhatikan secara selektif dan intensif agar budaya asing
tidak masuk sembarangan.
Nama :
Abdul Mun’im
Prodi :
AFI
Semester : 4
Asal :
Situbondo
Hari
Valentine yang jelas bukan dari budaya Islam tapi dari Yahudi, menurut
historisnya adanya seorang Pendeta yang jatuh cinta, dan cintanya pun dilarang
oleh agama karena larangan itu akhirnya pendeta itupun bunuh diri. Untuk
memperingati momen itulah adanya hari Valentine atau hari kasih sayang. Di dalam
Islam itu sendiri tidak ada sejarah asal usulnya, untuk itu harus kita
tinggalkan. Karena efek dari peringatan hari Valentine adalah hubungan bebas
antara lelaki dengan perempuan, tindak kriminal dan hal negatif lainnya.
Cara meminimalisirnya tentu dengan
pemahaman Islam dan batasan-batasannya, karena Islamlah jawabannya. Islam
mengajarkan akidah dan akhlak yang sesuai dengan tatanan kemanusiaan, sampai
kapanpun kita harus selalu mengikuti apa yang telah diperintahkan dan yang
dilarang oleh agama kita Islam.
Nama : Muhammad
Yasfi
Prodi : PAI
Semester : 6
Asal : Garut
Tentang
Valentine, itu merupakan budaya Barat 14 Februari. Hal itu tidak layak
dirayakan, karena sejarahnya datang dari kaum Yahudi dan tidak adanya manfaat
yang mutlak. Sebenarnya itu hanya sebuah konotasi pengucapan rasa kasih sayang
yang lebih banyak mudharatnya bibanding manfaatnya. Kaum remaja banyak yang
terjebak darinya, dan banyaknya efek samping
yang ditimbulkan pula seperti hura-hura, berkhalwatnya antara lelaki dan
wanita, ini merupakan kesalahan yang besar yang memang harus kita cegah. Salah
satu cara untuk meminimalisirnya adalah dengan mengalihkan issu. Maksudnya,
mengadakan program lain ketika hari Valentine tiba seperti halnya Kampus UGM
yang mengadakan program hari berjilbab pada waktu hari Valentine, yang menggambarkan bagaimana kaum hawa mulia
derajatnya dan pentingnya sebuah kehormatan. Yang salah adalah katika hari
Valentine itu selalu diungkit sehingga cerita itu selalu terangkat dan banyak
dari remaja dewasa ini yang salah pemahamannya. Untuk itu dari pada selalu
dipermasalahkan lebih baik dilupakan dan diganti dengan progam yang mendidik
lainnya. Alangkah baiknya apabila ada peringatan sebelumnya, seperti penyebaran “No Valentine
Day” serta pemahamannya. Jelas dan nyata bahwasannya Valentine day itu tidak
baik karena agama Kristen sekalipun melarang dan tidak menyukainya, untuk itu
mengapa kita harus ikut-ikutan.
Nama :
Abdul Hakim
Prodi :
AFI
Semester : 8
Asal :
Bali
Dalam syari’at
Islam itu tidak ada, karena di dalam Islam sendiri itu sudah ada waktu
khususnya dan rasa kasih sayang itu tidak
hanya dalam satu hari saja akan tetapi setiap hari dan setiap waktu. Dari
itu, tidak ada Valentine day. Cerita singkat bahwasannya Valentine day bermula
dari kisah percintaan seorang pendeta yang tak direstui hingga akhirnya pendeta
itupun bunuh diri, untuk memperingatinya
itulah maka bangsa Yahudi merekayasa hingga sedemikian rapi, yaitu dengan
konotasi hari kasih sayang. Untuk remaja-remaja yang ikut-ikutan ayo segera
kita tinggalkan karena itu tidak dibenarkan oleh agama kita Islam, dan bagi
teman-teman yang mengetahui seluk beluk tentang hari Valentine mari kita
bersama mengayomi adik-adik dan teman kita lainnya, mari kita tingkatkan jiwa
religius kita, tuk menjadi muslim sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar