Ibn Khaldun, seorang
filsuf sejarah yang berbakat dan cendekiawan terbesar pada zamannya, salah
seorang pemikir terkemuka yang pemah dilahirkan. Sebelum Khaldun, sejarah hanya
berkisar pada pencatatan sederhana dari kejadian-kejadian tanpa ada pembedaan antara
yang fakta dan hasil rekaan.
Sebagai pendiri ilmu
pengetahuan sosiologi, lbn Khaldun secara khas membedakan cara
memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-alasan untuk
mendukung kejadian-kejadian yang nyata. Seorang kritikus Barat terkemuka
mengatakan, "Tak ada satu pun dalam perbendaharaan sastra Kristen dari
masa abad pertengahan yang pantas disejajarkan dengan sejarahnya lbn Khaldun
dan tak satu pun sejarawan Kristen yang maenulis sebuah versi dengan begitu
gamblang dan tepat mengenai negara Islam."
Nama lengkapnya adalah
Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang
kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun. Lahir di Tunisia pada 1 Ramadan
732 H./27 Mei 1332 M. Adalah dikenal sebagai sejarawan dan Bapak Sosiologi
Islam yang hafal al-Quran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, beliau
pun dikenal sebagai Bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang
teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam
Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori
ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah
menyebar ke mana-mana.
Nenek moyang lbn
Khaldun mungkin berasal dari golongan Arab Yaman di Hadramaut, tapi ia
dilahirkan di Tunis. Disitulah keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol
Moor. Khaldun memiliki karier bermacam-macam pada masa mudanya. Secara aktif
dia ambil bagian dalam kancah politik yang penuh intrik di kerajaan-kerajaan
kecil di Afrika Utara. Secara bergantian dialaminya masa-masa menyenangkan atau
pun sengsara karena ulah penguasa, dan ada saat-saat di mana terpaksa ia
bersembunyi di Granada yang jauh. Semangat revolusionernya tumbuh karena
kemuakan akan politik yang kotor pada masa-masa itu sehingga membuatnya mundur
sebentar selama kurang lebih empat tahun di pinggiran Kota Tunis. Di tempat itu
ia menyelesaikan Muqaddimah, tahun 1377 M. Kemudian pindah ke Tunis untuk
menyelesaikan karyanya yang monumental, Kitab al-l'bar (Sejarah Dunia),
dengan perolehan bahan-bahan dari perpustakaan kerajaan. Setelah menjalani
hidup penuh petualangan di Afrika Utara, pemikir besar ini kemudian berlayar ke
negeri Mesir tahun 1382 M.
Ada tiga periode yang
bisa kita ingat kembali dalam perjalan hidup Ibnu Khaldun. Periode pertama,
masa dimana Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu pengetahuan. Yakni, ia
belajar al-Quran, Tafsir, Hadits, Ushul Fiqh, Tauhid, Fiqh madzhab Maliki, ilmu
Nahwu dan Sharf, ilmu Balaghah, Fisika dan Matematika.
Dalam semua bidang
studinya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari para gurunya. Namun
studinya terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun
749 H. yang merenggut ribuan nyawa. Ayahnya dan sebagian besar gurunya
meninggal dunia. Ia pun berhijrah ke Maroko selanjutnya ke Mesir; Periode
kedua, ia terjun dalam dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi
penting kenegaraan seperti qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun,
akibat fitnah dari lawan-lawan politiknya, Ibnu Khaldun sempat juga dijebloskan
ke dalam penjara.
Setelah keluar dari
penjara, dimulailah periode ketiga kehidupan Ibnu Khaldun, yaitu berkonsentrasi
pada bidang penelitian dan penulisan, ia pun melengkapi dan merevisi
catatan-catatannya yang telah lama dibuatnya. Seperti kitab al-’ibar (tujuh
jilid) yang telah ia revisi dan ditambahnya bab-bab baru di dalamnya, nama
kitab ini pun menjadi Kitab al-’Ibar wa Diwanul Mubtada’ awil Khabar fi
Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan
al-Akbar.
lbn Khaldun telah memperoleh
tempat tersendiri di antara para ahli filsafat sejarah. Sebelum dia, sejarah
hanyalah sekadar deretan peristiwa yang dicatat secara kasar tanpa membedakan
mana yang fakta dan mana pula yang bukan fakta. lbn Khaldun sangat menonjol di
antara sejarawan lainnya, karena memperlakukan sejarah sebagai ilmu, tidak
hanya sebagai dongeng. Dia menulis sejarah dengan metodenya yang baru untuk
menerangkan, memberi alasan, dan mengembangkannya sebagai sebuah filsafat
sosial. Ketika menerangkan tentang seni menulis sejarah, lbn Khaldun berkata
dalam bukunya Muqaddimah, "Hanya dengan penelitian yang seksama dan
penerapan yang terjaga baik kita bisa menemukan kebenaran serta menjaga diri
kita sendiri dari kekhilafan dan kesalahan. Kenyataannya, jikalau kita hanya
ingin memuaskan diri kita dengan membuat reproduksi dari catatan yang
diwariskan melalui adat istiadat atau tradisi tanpa mempertimbangkan
aturan-aturan yang muncul karena pengalaman, prinsip-prinsip yang mendasar dari
seni memerintah, alam, kejadian-kejadian, dan budaya di suatu tempat atau pun
hal-hal yang membentuk ciri masyarakat: jikalau kita tidak mau menimbang
berbagai peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu dengan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di depan mata kita; jikalau kita tidak mau membandingkan yang lalu
dengan saat ini, maka akan sulit bagi kita untuk bisa menghindari kesalahan dan
tersesat dari jalan kebenaran."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar