“Orang-orang Yahudi berkata, "Tangan
Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan
merekalah yang dilaknat disebabkan perkataan mereka itu. Bahkan kedua
tangan-Nya terbuka: Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Quran
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan
dan kekafiran kepada kebanyakan mereka. Dan telah Kami timbulkan permusuhan dan
kebencian di antara mereka hingga hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api
peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di bumi dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Maidah: 64).
Ibnu
Ishaq dan Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Seorang Yahudi
bernama Mubasy bin Qais berkata kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
"Tuhan kamu itu sungguh kikir, tidak mau mengeluarkan perbelanjaan".
Lalu Allah menurunkan ayat-Nya ini (ayat 64), Abu Syeh meriwayatkan dari Ibnu
Abbas bahawa ayat ini diturunkan bertalian dengan kes Fankash seorang tokoh
Yahudi suku Qainuqa. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah sama seperti ini.
Dan diriwayatkan
daripada Mujahid bahawa kaum Yahudi berkata "Allah menyempitkan kita wahai
Bani Israil, sehingga tangan-Nya dimasukkan ke tempat penyembelihan-Nya."
Kata-kata mereka ini bermakna, bahwa Allah menyempitkan rezeki mereka (mereka
hidup serba kekurangan). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas juga, beliau berkata;
"Perkataan mereka (tangan Allah terbelenggu) bukanlah mereka maksudkan bahwa
tangan Allah itu terikat, tetapi maksudnya" Allah itu bakhil ",
menahan segala rezeki yang dimiliki-Nya. Sungguh Allah Maha Tinggi lagi Maha
Suci dan sifat-sifat yang dikatakan oleh orang-orang zalim itu.
Yang
berkata: "Tangan Allah terbelenggu", hanyalah sebahagian orang Yahudi
saja. Tetapi seluruh bangsa Yahudi yang berkaitan di dalamnya. Sebab anggota
suatu masyarakat satu dengan yang lain punya kewajiban bertanggung jawab
kepada seluruh masyarakatnya. Sebab suatu masyarakat adalah bagaikan satu
tubuh.
Dalam
semua zaman manusia sering menimpakan perbuatan orang-orang tertentu dari suatu
umat kepada seluruh umat itu sendiri. Dan telah menjadi suatu kebiasaan
Al-Quran melibatkan generasi belakangannya terhadap perkataan dan perbuatan
generasi sebelumnya yang sudah lewat beberapa abad.
Munculnya
anggapan dikalangan bangsa Yahudi, bahwa Allah itu tangan-Nya terbelenggu atau Allah
itu bakhil, kerana kemelaratan yang dialami sebagian besar mereka. Mereka
bertanya, mengapa Allah menjadikan sebagian besar manusia ini hidup dalam
kemelaratan?
Mengapa
manusia ini semua tidak dijadikan oleh Allah hidup berkecukupan padahal Allah
itu Maha Pemurah dan Maha Luas kurniaan-Nya? Terjadinya kemelaratan yang merajalela
di tengah bangsa Yahudi adalah karena tingkah laku mereka sendiri. Golongan
kaya dari kalangan bangsa Yahudi tidak mau mengulurkan tangan untuk
mengeluarkan infaq dan memberikan bantuan material bagi kepentingan
masyarakatnya.
Mereka
adalah golongan manusia yang paling bakhil. Tidak ada seseorang Yahudi bersedia
memberikan sesuatu kepada orang lain secara sukarela, atau tanpa ganjaran
keuntungan bagi dirinya. Bahkan Allah telah melaknat mereka kerana sikap
kebakhilannya dan anggapannya yang penuh kebohongan bahwa Allah itu bakhil.
Keluasan
rahmat Allah dan melimpahnya pemberian-Nya kepada hamba-Nya bukanlah turun
begitu saja. Tetapi Allah telah menetapkan peraturan permainan, bagaimana cara
manusia dapat meraih kemurahan dan luasnya rahmat-Nya. Maka manusia yang ingin
memperoleh hidup serta berkemampuan sehingga tidak ada lagi kemelaratan di
tengah masyarakat, maka manusia wajib menempuh cara-cara yang telah ditetapkan
oleh Allah itu.
Bangsa
Yahudi, sebagai golongan manusia yang bakhil, setelah melakukan kedurhakaan
begitu rupa kepada Allah, dengan angan-angan kosongnya mengharapkan segenap
masyarakat Yahudi dapat hidup kaya, tanpa mau mematuhi peraturan-peraturan Ilahi. Jalan fikiran
bangsa Yahudi semacam ini, kemudian berbalik menyatakan, bahawa kemelaratan
yang dialami oleh umat manusia adalah karena Allah itu bersifat bakhil. Sungguh
patut bangsa Yahudi mendapat laknat Allah kerana dalih penuh dengan penipuan
ini.